Pencak Silat sebagai bagian dari kebudayaan bangsa Indonesia berkembang sejalan dengan sejarah masyarakat Indonesia. Dengan aneka ragam situasi geografis dan etnologis serta perkembangan zaman yang dialami oleh bangsa Indonesia, Pencak Silat dibentuk oleh situasi dan kondisinya. Kini Pencak Silat kita kenal dengan wujud dan corak yang beraneka ragam, namun mempunyai aspek-aspek yang sama. Pencak Silat merupakan unsur-unsur kepribadian bangsa Indonesia yang dimiliki dari hasil budi daya yang turun temurun.
Sampai saat ini belum ada naskah atau himmpunan mengenai sejarah pembelaan diri bangsa Indonesia yang disusun secara alamiah dan dapat dipertanggung jawabkan serta menjadi sumber bagi pengembangan yang lebih teratur. Hanya secara turun temurun dan bersifat pribadi atau kelompok latar belakang dan sejarah pembelaan diri inti dituturkan. Sifat-sifat ketertutupan karena dibentuk oleh zaman penjajahan di masa lalu merupakan hambatan pengembangan di mana kini kita yang menuntut keterbukaan dan pemassalan yang lebih luas.
Untuk informasi lebih lengkap mengenai IPSI silahkan kunjungi website resmi Ipsi di alamat berikut: http://www.ipsi.or.id/
Silat is a collective word for martial arts created in the Malay Archipelago and Malay Peninsula of Southeast Asia. Originally developed in what is now peninsular Malaysia, Indonesia, southern Thailand and Singapore, silat was also traditionally practiced in Brunei, Cambodia, Myanmar, Vietnam and the Philippines. As a result, it is closely related to other Southeast Asian martial arts including krabi krabong and eskrima. Practitioners are called pesilat.
Pentjak Silat Mutiara Panca Rasa is an Indonesian martial art and began originally as a weapons style of combat. Pentjak Silat has borrowed much from its nearby neighbours of India and China, blending those fighting styles into their own. The result was a style containing kicking and striking techniques mixed with a variety of weapons techniques.
No comments:
Post a Comment